Di tangan Rumdani (46), jamur tiram putih bisa berubah menjadi beraneka macam makanan. Bahkan rasanya yang nyaris seperti daging, membuat jamur tiram makin banyak diminati.
R PRAMU SUDIBYO, Cilacap.
Rumdani tidak pernah menyangka jamur tiram putih yang dikembangkannya ternyata bisa menjadi ladang usaha baru. Dari jamur tiram putih yang dikembangkan di sebelah rumahnya yang ada di Tegalkamulyan, Cilacap Selatan, Rumdani bisa menambah daftar usaha yang dimilikinya, selain sebagai penyedia jasa catering.
Awalnya, Rumdani hanya coba-coba membuat makanan dengan jamur tiram putih. Menurutnya, jamur bisa dijadikan alternatif makanan. “Sekarang ini banyak orang mulai mengurangi daging atau tidak makan daging sama sekali. Tetapi saya yakin banyak orang yang masih ingin merasakan citarasa daging tanpa pengaruh efek negatifnya. Jamur tiram putih jawabannya,” kata wanita yang berprofesi sebagai guru PAUD.
Keinginan untuk membuat jamur jadi makanan yang tak kalah enak dengan daging, membuat dia rajin melakukan eksperimen berbagai jenis makanan dengan bahan dari jamur.
Diakuinya, tidak mudah untuk membuat masyarakat bisa menerima berbagai macam menu jamur. Semuanya dimulai dari tetangga yang memiliki hajat. Ketika tetangga ingin membuat sate ayam dia menawarkan pembuatan sate jamur. Begitu juga dengan sup, yang dibuat dengan bahan jamur tiram. "Ternyata banyak yang suka dengan menu yang saya buat," katanya.
Saat ini, Rumdani sudah menciptakan sekitar 50 jenis makanan berbahan dasar jamur, mulai dari masakan hingga makanan ringan. Salah satunya kripik jamur. "Kripik jamur menjadi salah satu yang cukup digemarin saat ini. Untuk satu kilogram kripik saya jual dengan harga Rp 75 ribu. Harganya memang jauh lebih tinggi dibanding jamur mentah yang hanya Rp 12 ribu per kilogramnya. Tapi saya kira harganya wajar, karena untuk menghasilkan 1 kilogram kripik saya memerlukan lebih dari 2 kilogram jamur mentah. Selain itu juga prosesnya cukup panjang," paparnya.
Kripik buatan Rumdani tidak hanya dipasarkan di Cilacap saja, tetapi sudah menembus Jakarta dan beberapa kota besar lainnya.
Untuk membuat masyarakat makin cinta dengan jamur, Rumdani membukukan resep-resep berbahan jamur hasil kreasinya. "Buku yang saya buat dijual saya pameran. Itu karya original saya. Dalam pameran di Jakarta kemarin buku resep saya ludes diserbu pembeli,” ujarnya.
Kesuksesan yang diraihnya belum membuat Rumdani berpuas diri. Dia terus melakukan inovasi. Saat ini Rumdani memiliki keinginan untuk kue dari bahan jamur.
“Ini merupakan tantangan yang sedang saya pelajari. Kalau mulai dari resep makanan dan makanan ringan sudah bisa dibuat dengan bahan jamur semua. Nanti bisa dibuat pesta dengan bahan makanan serba jamur. Semoga segera ketemu jurus untuk membuat panganan dengan bahan jamur. Bagaimana ya nanti kalau kue tart sudah bisa dibuat dengan bahan jamur? Tentu sangat menyenangkan,” ujarnya penuh dengan nada optimistis.
Terobosan yang dilakukan Rumdani membuat usaha pengembangan jamur tiram putih yang ada di Cilacap bakal berkembang. “Dengan banyaknya resep dengan bahan jamur, masyarakat Cilacap tidak perlu risau dalam mengembangkan jamur tiram putih. Soalnya, sebelum saya mempublikasikan resep, permintaan jamur masih sangat tinggi. Kami saja belum bisa memenuhi berbagai permintaan pasar,” ujarnya.
Dikatakan Rumdani, tanaman jamur yang masih sangat kecil dan butuh waktu empat hari lagi untuk bisa dipanen sudah ada yang pesan. "Pesanan jamur sangat tinggi, sehingga tidak jarang orang yang membutuhkan rela membayar lebih dulu untuk mendapatkan jamur tiram putih," katanya. Kondisi tersebut membuat Rumdani membuat jadwal yang ketat terkait pesanan jamur.
Rumdani mengatakan, usaha jamur tiram putih yang dibangun dengan modal 700 ribu, kini sudah berkembang. Dalam waktu kurang dari satu tahun, usaha jamur tiram milik Rumdani sudah bernilai 20 juta. (*)
Sumber : http://www.radarbanyumas.co.id
Posting Komentar
Komentarlah dengan bijak...